watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

AKU YANG DIMADU

Sebut saja namaku Christine, aku berasal dari
kota S. Pendidikanku cukup baik, aku selalu
berhasil dengan baik dalam tiap pelajaran,
bahkan aku dapat lulus dari perguruan tinggi
dengan IP yang sangat baik. Tetapi itu semua
tidak menjamin kebahagiaan, aku dididik dengan
pendidikan yang kolot, serius, sehingga aku
cenderung menjadi orang yang kuper dan
pendiam. Namun itu tidak menyulitkanku dalam
hal perjodohan, karena banyak orang
mengatakan bahwa aku cantik, dan memiliki
mata yang bundar, aku tidak terlalu memahami
apa yang mereka katakan, namun kebanyakan
pria yang mendekatiku mengatakan hal serupa.
Karena itulah dalam usia yang relatif muda, 21
tahun aku berhasil menemukan jodoh yang baik,
dia cukup kaya dan orangnya pengertian
walaupun usianya jauh lebih tua dari aku, 31
tahun, maklum karena aku selama ini dibesarkan
dengan didikan orang tua yang otoriter sehingga
suamiku juga cukup selektif karena Mama hanya
memperbolehkan orang yang qualified
menurutnya untuk apel ke rumahku, bila pria
yang apel ke rumahku berkesan norak dan
hanya membawa kendaraan roda dua, jangan
harap Mama akan mengijinkannya untuk apel
lagi.
Selama beberapa tahun, hubungan kami baik-
baik saja, kami dikaruniai dua orang anak, dan
kami sangat berkecukupan di bidang materi.
Namun kadang-kadang tidak semuanya berjalan
lancar, ternyata suamiku tidak bisa lagi memberi
nafkah batin kepadaku, ternyata dia mengalami
problem impotensi, karena overworking. Tetapi
saya tetap mencintainya karena dia jauh dari
perselingkuhan dan dia sangat perhatian
kepadaku.
Walaupun dia sudah tidak dapat lagi memberiku
kepuasan, namun saya tetap menahan diri dan
mencoba untuk tidak berselingkuh. Semuanya
berjalan dengan baik sampai akhirnya datang
Roni. Dia adalah rekan bisnis suamiku sejak
lama, namun aku baru sekian lama dapat
berjumpa dengannya, dia seusia suamiku,
menurutnya dia dan suamiku berpartner sejak
mulai bekerja, kami kemudian menjadi dekat
karena dia orangnya humoris.
Dasar laki-laki tampaknya dia cukup tanggap
dengan keadaan suamiku yang tidak mampu lagi
memuaskan diriku sehingga akhirnya dia akan
membawaku ke jurang kehancuran, aku dapat
merasakan matanya yang jalang bila melihatku,
terus terang saja aku merasa risih namun ada
sensasi birahi dalam diriku bila dipandang seperti
itu, aku tidak tahu mengapa, mungkin karena
aku tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu,
walaupun ketika masih mojang aku mempunyai
banyak kenalan pria.
Suatu saat dia menelepon dari hotelnya, dia
menyuruhku menjemput suamiku yang katanya
minum-minum sampai mabuk, aku ingat waktu
itu masih pagi betul, memang suamiku kadang
lembur sampai malam sekali, sehingga aku tidak
tahu kapan dia pulang. Betapa bodohnya aku,
aku menyadari suamiku tidak pernah minum
alkohol, entah mengapa ajakan Roni seperti
hipnotis sehingga aku tidak curiga sama sekali.
Akhirnya aku sampai di hotel GS tempat Roni
menginap, aku memasuki kamarnya dan
dengan muka tak berdosa dia memaksaku untuk
masuk, tanpa curiga aku cepat-cepat masuk dan
mencari suamiku, namun ketika aku sadar dia
tidak ada tiba-tiba mulutku dibekap dari belakang,
napasku sesak sampai aku pingsan, entah apa
yang terjadi selanjutnya, aku merasa ada
kegelian di dadaku, seseorang mengelus-elus
dan meremas-remas bagian dadaku. Pelan-pelan
aku terbangun, kulihat Roni sedang memainkan
payudaraku. Oh, betapa terkejutnya aku, apalagi
mendapati diriku terebah di tempat tidur dengan
hanya baju atasan yang sudah terbuka dan BH-
ku yang sudah dibuka paksa. Aku menyuruhnya
melepaskanku kudorong dorong badannya
tetapi dia tak bergeming.
Dia memegangi kedua tanganku dan menekuk
kedua lenganku dan menaruhnya di samping
kepalaku, sehingga aku praktis tidak bisa apa-
apa, genggamannya terlalu kuat, dia tertawa kecil
dan menciumi kedua puting payudaraku, aku
menolak tapi entah kenapa aku merasa risih
birahi. Kemudian dia memasukkan penisnya ke
bagian kemaluanku, aku meringis-ringis dan
berteriak, rasanya sakit sekali.
Tetapi aku sepertinya justru menginginkannya,
di tengah pergumulan itu aku menyadari bahwa
penis suamiku sebenarnya terlalu kecil, aku
pelan-pelan merasakan kenikmatan, dasar lelaki
tampaknya Roni sangat pintar mengambil
kesimpulan, aku pasrah pada kemauannya,
ketika dia membalikkan badanku sampai seperti
merangkak, dia sangat agresif, tetapi aku dapat
mengimbanginya karena sudah lama aku tidak
merasakan ini. Dia kembali menusukkan
penisnya di kemaluanku dan meremas-remas
payudaraku. Ahh, memang aku merasakan
kenikmatan yang luar biasa yang bahkan
suamiku sendiri tidak pernah memberikannya.
Kemudian merasa tidak puas dengan baju
bagian atasku yang masih menempel, dia
melepaskannya, sambil kemudian membuat
posisiku seperti duduk dipangku olehnya.
Seperti kesetanan aku secara otomatis mengikuti
irama kemauannya, ketika kedua tangannya
memegang perutku dan menggerakkannya naik
turun aku secara otomatis mempercepat dan
memperlambat gerakanku secara teratur, dia
tersenyum penuh kemenangan, merasa dia telah
membuat ramalan yang jitu. Kurasakan dia
kembali meremas-remas dadaku ketika dia
merasa aku dapat mengambil inisiatif. Sungguh
seperti binatang saja aku, melakukan hal
semacam itu di pagi hari, di mana seharusnya
aku ada di rumah mempersiapkan sarapan dan
mengurus anak-anakku. Sempat kurasakan tiada
selembar benangpun menempel di tubuhku
kecuali celana jinsku di sebelah kanan yang
belum terlepas seluruhnya, tampaknya Roni
tidak sempat melepasnya karena terlalu terburu
nafsu.
Akhirnya dia menyuruhku mengambil posisi
telentang lagi dan dia mengangkat dua kakiku
direntangkannya kedua kakiku ke arah wajahnya
dan dia mulai memainkan penisnya lagi, dan
kurasa dia sangat menaruh hati kepada
payudaraku, karena kemudian dia
mengomentari payudaraku, menurutnya
keduanya indah bagaikan mangkuk. Hmm, aku
sungguh menikmatinya karena suamiku sendiri
tidak pernah memberi perlakuan spesial pada
kedua payudaraku ini, paling dia hanya
meremas-remasnya. Tetapi apa yang dilakukan
Roni benar-benar sungguh mengejutkan dan
memuaskan diriku, dia menghisap putingku dan
memainkannya seperti dot bayi. Hanya sebentar
rasanya aku mengalami orgasme, aku merasa
lelah sekali dan kehabisan nafas sampai akhirnya
dia juga sampai ke situ.
Setelah itu aku merasa sangat marah dan
menyesal kudorong Roni yang masih mencoba
mencumbuku, kumaki dia habis-habisan.
Tampaknya dia juga menyesal, dia tidak dapat
berkata apa-apa. Roni kemudian hanya duduk
saja sementara aku sambil menangis memakai
kembali seluruh pakaianku. Aku mencoba
menenangkan diri, sampai kemudian Roni
mengancamku untuk tidak mengatakan hal ini
kepada suamiku, dia kembali menekankan
bahwa bisnis suamiku ada di tangannya karena
dia adalah pembeli mayoritas sarang burung
walet suamiku. Aku membenarkannya karena
suamiku pernah berkata bahwa Roni adalah
koneksinya yang paling penting. Aku bingung
olehnya, baru-baru ini ketika dia pulang ke
kotaku, dia kembali memaksaku melakukan lagi
hal serupa, bahkan dia pernah berkata bahwa
suamiku sudah menyerahkan diriku padanya
karena dia merasa tidak mampu lagi
memuaskan diriku.
Tamat


Adult | GO HOME | Exit
1/1005
U-ON

inc Powered by Xtgem.com